Komisi I DPR RI Akan Undang Menlu Sugiono Bahas Situasi Perang di Timur Tengah

majalahsuaraforum.com — Komisi I DPR RI berencana mengundang Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, untuk membahas eskalasi konflik di Timur Tengah yang semakin memanas. Langkah ini diambil menyusul serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, yang terjadi di tengah ketegangan tinggi antara Iran dan Israel.
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menegaskan bahwa pertemuan ini penting untuk memahami posisi dan langkah pemerintah Indonesia dalam menyikapi konflik tersebut. Ia menekankan bahwa prioritas utama adalah kepentingan nasional, khususnya dalam melindungi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah konflik.
“Kita perlu mendengar langsung dari Menteri Luar Negeri mengenai arah kebijakan Indonesia, termasuk langkah diplomatik dan evakuasi WNI. Kepentingan nasional harus menjadi pijakan utama dalam merespons situasi global seperti ini,” ujar Utut dalam keterangannya di Gedung DPR RI, Jakarta.
Utut juga menyoroti pentingnya peningkatan sumber daya manusia di bidang teknologi dan pertahanan. Menurutnya, perkembangan alat utama sistem senjata (alutsista) di dunia semakin canggih dan kompleks, sehingga Indonesia harus siap menghadapi tantangan tersebut melalui investasi pada SDM dan riset pertahanan.
“Kita tidak bisa mengandalkan pendekatan lama dalam menghadapi dinamika pertahanan global. Investasi pada kecerdasan anak bangsa dan penguasaan teknologi menjadi keharusan,” tambahnya.
Serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran terjadi tak lama setelah Israel melancarkan serangan ke berbagai target strategis di Iran, yang menimbulkan banyak korban jiwa dan memperparah ketegangan kawasan.
Dalam pernyataannya, Utut berharap agar konflik ini segera berakhir dan tidak meluas ke negara-negara lain. Ia juga mendorong Indonesia untuk aktif dalam upaya perdamaian melalui jalur diplomasi internasional.
“Sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip perdamaian, Indonesia harus memainkan peran strategis dalam meredakan konflik. Kita punya posisi moral dan diplomatik yang bisa dimanfaatkan,” tutup Utut.
Pen. Dew.