Ketua DPR Puan Maharani Soroti Kasus Pengoplosan Gas Subsidi di Cileungsi: “Ini Kejahatan Serius”

majalahsuaraforum.com, Bogor — 12 Juni 2025 — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus pengoplosan gas subsidi yang terungkap di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor. Ia mengecam praktik ilegal tersebut dan menyoroti adanya indikasi pembiaran dari pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas pengawasan distribusi LPG bersubsidi.
“Pengoplosan gas subsidi adalah kejahatan serius. Ini bukan hanya soal kerugian negara, tapi soal keselamatan masyarakat kecil yang setiap hari bergantung pada gas subsidi untuk memasak dan kebutuhan rumah tangga lainnya,” tegas Puan dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu (12/6).
Puan menilai bahwa praktik seperti ini sudah lama menjadi ancaman yang terus berulang karena lemahnya pengawasan. Ia menyerukan reformasi menyeluruh dalam sistem distribusi dan pengawasan LPG bersubsidi. Menurutnya, harus ada pendekatan baru yang lebih ketat dan modern dalam menangani kasus-kasus seperti ini.
“Sudah waktunya kita menggunakan teknologi pelacakan modern, seperti sistem barcode atau GPS untuk tabung gas, agar distribusi bisa diawasi secara real time. Selain itu, perlu dibentuk satuan tugas lintas kementerian yang fokus menangani penyimpangan dalam distribusi LPG,” ujar Puan.
Ia juga menegaskan bahwa aparat penegak hukum harus bertindak tegas terhadap pelaku kejahatan, tanpa pandang bulu. Menurut Puan, pembiaran terhadap praktik semacam ini sama saja dengan mengkhianati rakyat yang seharusnya menerima manfaat dari kebijakan subsidi.
“Subsidi ini adalah hak rakyat kecil. Negara wajib hadir untuk memastikan hak itu sampai ke tangan mereka, bukan justru dibajak oleh oknum yang hanya mencari keuntungan pribadi,” tambahnya.
Kasus pengoplosan gas di Cileungsi menambah daftar panjang kejahatan serupa di berbagai daerah. DPR, kata Puan, akan mengawal secara ketat proses hukum kasus ini dan mendorong pemerintah untuk memperbaiki sistem pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang.
Penulis: Nala.