Perang 12 Hari Israel-Iran Picu Kerugian Ekonomi Besar, Pemerintah Pertimbangkan Pemangkasan Anggaran

majalahsuaraforum.com – Konflik bersenjata selama 12 hari antara Israel dan Iran tidak hanya meninggalkan dampak militer dan diplomatik, tetapi juga memicu kerugian ekonomi yang signifikan bagi Israel. Biaya perang yang melonjak tinggi, ditambah dengan gangguan pada infrastruktur dan aktivitas produksi, mendorong pemerintah Israel untuk mempertimbangkan sejumlah langkah penghematan dan kebijakan fiskal baru guna menutup defisit anggaran yang semakin melebar.
Menurut laporan dari sumber-sumber dalam pemerintahan Israel, biaya harian untuk menjalankan operasi militer dan mempertahankan sistem pertahanan udara mencapai ratusan juta dolar. Total biaya selama 12 hari konflik diperkirakan menembus angka miliaran dolar AS. Sistem pertahanan seperti Iron Dome dan penggelaran militer secara besar-besaran menyedot anggaran negara dalam jumlah besar, sementara produktivitas nasional menurun akibat situasi darurat.
Selain beban operasional, serangan yang dilancarkan Iran turut memperparah kondisi ekonomi Israel. Infrastruktur vital seperti kilang minyak, bandara, dan jaringan transportasi menjadi target serangan, menyebabkan kerugian tambahan di sektor energi dan logistik. Beberapa kilang minyak sempat berhenti beroperasi, dan penerbangan dari serta ke Israel terganggu selama masa konflik.
Akibat tekanan fiskal yang meningkat, pemerintah Israel dilaporkan tengah menimbang beberapa opsi untuk menutup defisit anggaran. Di antaranya adalah pemangkasan anggaran di sektor kesehatan dan pendidikan, kenaikan pajak, serta kemungkinan pengajuan pinjaman baru. Langkah-langkah ini diperkirakan akan memicu perdebatan politik dan kekhawatiran publik, terutama di tengah ketidakpastian keamanan pascakonflik.
Di tengah memuncaknya tensi regional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran. Meskipun terjadi beberapa insiden kecil setelah pengumuman tersebut, gencatan senjata berhasil meredakan eskalasi lebih lanjut dan membuka jalan bagi upaya diplomatik lanjutan.
Analis menyatakan bahwa meskipun gencatan senjata memberikan jeda penting bagi kedua pihak, dampak ekonomi dari perang ini tidak akan cepat pulih. Israel menghadapi tantangan berat dalam menyeimbangkan kebutuhan pertahanan dan stabilitas fiskal, sekaligus meredam potensi gejolak sosial akibat kebijakan penghematan yang mungkin diterapkan.
Dengan tekanan ekonomi dan ketidakpastian politik yang masih berlangsung, masa depan jangka pendek Israel kini berada di persimpangan antara kebutuhan akan keamanan nasional dan urgensi menstabilkan ekonomi dalam negeri.
Pen. Red.