Kemenhub Akui Sulit Tambah Penerbangan Daerah: Jumlah Pesawat Menyusut Usai Pandemi


majalahsuaraforum.com — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara soal sulitnya menambah rute penerbangan ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan jumlah pesawat yang tersedia saat ini.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub, Antoni Arif Priadi, dalam acara detikcom Regional Summit Jawa Barat yang digelar pada Senin (19/5/2025).

Menurut Antoni, permintaan penambahan rute penerbangan dari pemerintah daerah terus mengalir. Namun, realisasi permintaan tersebut terhambat karena jumlah armada pesawat yang beroperasi jauh berkurang dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.

“Sebelum COVID-19, jumlah pesawat di Indonesia sekitar 800 unit. Setelah pandemi, hanya tersisa 350-an saja. Jadi bukan karena kami tidak ingin terbang ke sana, tapi pesawatnya yang tidak ada,” ujar Antoni di hadapan peserta acara.

Sebagai solusi sementara, Kemenhub bersama maskapai-maskapai nasional meningkatkan frekuensi penggunaan pesawat yang ada. Akibatnya, kini banyak penerbangan yang dijadwalkan pada waktu-waktu tidak biasa, termasuk dini hari.

“Hari ini yang dilakukan adalah penambahan frekuensi dan penggunaan maksimal pesawat yang ada, bisa sampai 12 jam. Maka sekarang kalau pergi ke timur, penerbangan bisa terjadi jam 1, 2, atau 3 dini hari,” tambahnya.

Acara detikcom Regional Summit Jawa Barat ini turut didukung oleh PT Pertamina (Persero), Patimban Industrial Estate – a Barito Pacific Company, dan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat.

Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi pemerataan akses transportasi udara, terutama di wilayah-wilayah timur Indonesia yang sangat bergantung pada moda penerbangan. Kemenhub berharap adanya dukungan lintas sektor untuk mengatasi keterbatasan armada dan mempercepat pemulihan industri penerbangan nasional.(bnr)

Berita Terkait

Top