Israel dan Hamas Gelar Negosiasi Tak Langsung di Mesir, Bahas Pertukaran Sandera dan Rencana Gencatan Senjata


majalahsuaraforum.com – Upaya menuju perdamaian di Timur Tengah kembali menunjukkan perkembangan positif. Israel dan Hamas dijadwalkan melakukan perundingan tidak langsung di Mesir pada Senin (6/10/2025) waktu setempat. Pertemuan ini digelar di tengah meningkatnya harapan tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa pembebasan sandera dapat diumumkan dalam waktu dekat.

Menurut laporan yang dihimpun, delegasi Israel dipimpin oleh negosiator senior Ron Dermer, dan dijadwalkan berangkat menuju Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin pagi. Sementara itu, seorang pejabat Mesir menyebutkan bahwa utusan Amerika Serikat (AS) Steve Witkoff juga akan turut bergabung dalam pembicaraan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Mesir menjelaskan bahwa pembahasan utama dalam perundingan ini akan difokuskan pada usulan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina yang saat ini masih berada di bawah penahanan militer Israel. Isu ini menjadi salah satu poin paling penting dalam mencapai kesepakatan damai yang berkelanjutan.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyambut baik sikap Hamas yang menanggapi positif sebagian dari rencana perdamaian yang diajukan pemerintah AS. Trump menilai, langkah tersebut merupakan sinyal penting menuju stabilitas kawasan. Sementara itu, pihak Israel juga menyatakan dukungan terhadap upaya diplomatik terbaru yang difasilitasi oleh Amerika Serikat.

Berdasarkan rencana yang disampaikan, Hamas akan membebaskan 48 sandera yang tersisa dalam jangka waktu tiga hari sebagai bagian dari kesepakatan. Selain itu, organisasi tersebut juga akan menyerahkan kekuasaan dan melucuti senjata sebagai langkah menuju penghentian permanen konflik bersenjata di Gaza.

Negosiasi ini menjadi bagian dari rangkaian inisiatif diplomatik Mesir untuk menengahi krisis kemanusiaan yang terus memburuk akibat konflik berkepanjangan. Pemerintah Mesir telah berulang kali menegaskan komitmennya dalam mendukung penyelesaian damai yang adil dan berkelanjutan antara kedua pihak.

Mesir menyatakan optimisme bahwa pertemuan di Sharm el-Sheikh dapat menjadi titik balik dalam upaya mengakhiri kekerasan di Gaza, sekaligus membuka peluang bagi perdamaian jangka panjang yang melibatkan peran aktif dari Amerika Serikat dan negara-negara Arab di kawasan.

Jika kesepakatan gencatan senjata berhasil dicapai, maka langkah ini akan menjadi pencapaian diplomatik besar setelah berbulan-bulan konflik yang menelan ribuan korban jiwa dan menyebabkan kehancuran infrastruktur di wilayah Gaza. Selain itu, pembebasan sandera akan menjadi sinyal kuat bahwa kedua pihak mulai menurunkan tensi konflik dan membuka ruang dialog lebih luas untuk masa depan.

Upaya ini juga menandai kembalinya Mesir sebagai mediator utama dalam proses perdamaian Timur Tengah, setelah sebelumnya negara tersebut berhasil memainkan peran penting dalam sejumlah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di masa lalu.

Dengan adanya dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat, diharapkan negosiasi kali ini dapat menghasilkan kesepakatan konkret yang tidak hanya menghentikan serangan dan balasan, tetapi juga memulai langkah-langkah nyata untuk pemulihan ekonomi dan kemanusiaan di Gaza.

Red.

 

Berita Terkait

Top