Dedi Mulyadi Kirim Preman ke Barak TNI, Setelah Diancam Hercules Soal Ormas GRIB Jaya

majalahsuaraforum.com — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan akan mengirim sejumlah orang dewasa, termasuk preman-preman yang kerap membuat keributan, ke barak militer TNI. Langkah ini disebut sebagai bagian dari pendekatan pembinaan sosial dan ketertiban publik.
Sebelumnya, kebijakan serupa telah diterapkan bagi pelajar bermasalah. Kini, kebijakan tersebut diperluas dengan menyasar individu-individu dewasa yang terlibat dalam tindakan premanisme dan pelanggaran hukum lainnya.
Namun kebijakan ini memicu ketegangan, terutama setelah Dedi Mulyadi berselisih dengan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB Jaya), Hercules Rosario Marcal. Ketegangan mencuat usai Dedi Mulyadi meninjau langsung lokasi penyerangan terhadap aparat kepolisian di Cimanggis, Depok, pada Selasa (22/4/2025), dan menyampaikan pernyataan tegas mengenai pentingnya menjaga ketertiban dan menghormati aparat penegak hukum.
Pernyataan tersebut mendapat respons keras dari pihak GRIB Jaya. Lewat pengacaranya, Razman Arif Nasution, Hercules menyampaikan ultimatum kepada Dedi Mulyadi agar tidak “mengusik” ormas GRIB Jaya. Dalam pernyataan yang diunggah melalui kanal YouTube Unlocked (30/4/2025), Hercules menegaskan bahwa dirinya siap menggerakkan puluhan ribu anggota ormas ke Gedung Sate jika Gubernur Jabar dianggap mengabaikan dukungan mereka selama ini.
“Jika mencari masalah, kami akan datang. Puluhan ribu personel siap ke Gedung Sate,” tegas Hercules. Ia mengklaim memiliki hingga 500 ribu anggota di seluruh Jawa Barat, dan 50 ribu di antaranya bisa digerakkan kapan saja.
Lebih lanjut, Hercules menyayangkan sikap Dedi Mulyadi yang dinilainya “lupa diri” setelah terpilih sebagai gubernur dengan bantuan dukungan dari berbagai elemen ormas, termasuk GRIB Jaya.
“Jadi gubernur didukung oleh kami. Sekarang, setelah jadi gubernur, seharusnya ormas itu dirangkul, bukan dimusuhi,” kata Hercules.
Dalam konteks ini, langkah Dedi Mulyadi untuk mengirim preman ke barak militer TNI menuai sorotan tajam. Sementara sebagian publik mendukung tindakan tegas terhadap premanisme, sebagian lainnya khawatir akan meningkatnya eskalasi konflik antara pemerintah daerah dan kelompok-kelompok masyarakat sipil berbaju ormas.
Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak TNI maupun kepolisian terkait rencana pengiriman preman ke barak militer. Namun situasi ini tengah diawasi dengan ketat oleh berbagai pihak demi menjaga stabilitas dan keamanan di Jawa Barat.(lan*)