Pasha “Ungu”: AI Bisa Membuat Lagu, Tapi Sentuhan Manusia Tak Bisa Diganti

majalahsuaraforum.com – Sigit Purnomo Said, yang dikenal dengan nama panggung Pasha “Ungu”, memberikan pandangannya mengenai pemanfaatan artificial intelligence (AI) dalam dunia musik, khususnya dalam penciptaan lagu. Ia menegaskan bahwa meski teknologi AI berkembang pesat, emosi dan sentuhan manusia tetap menjadi bagian yang tidak bisa digantikan dalam berkarya.
“AI adalah kemajuan teknologi yang tidak bisa dihindari di era 5.0. Namun dalam hal karya cipta, penjiwaan dan human touch adalah kunci,” ujar Pasha melalui akun Instagramnya, Kamis (9/10/2025).
Pasha juga memperingatkan generasi muda agar tidak sepenuhnya mengandalkan AI dalam proses kreatif.
“Saya berani bertaruh, kalau hari ini anak-anak muda hanya mengandalkan AI, maka saya pastikan dia tidak akan jadi generasi yang siap pakai,” tegasnya.
Sebagai musisi aktif, Pasha menilai bahwa karya yang dibuat sepenuhnya oleh AI tidak memiliki jiwa atau “soul”. Menurutnya, AI sebaiknya hanya berfungsi sebagai alat bantu, bukan pengganti kreativitas manusia.
“Kalau AI dijadikan alat bantu, fine. Untuk mempercepat pengetahuan, oke. Namun, jangan pernah bergantung pada AI, itu yang salah,” tambahnya.
Pasha menekankan bahwa dirinya tetap menciptakan lagu secara mandiri untuk menjaga nilai emosional dan orisinalitas setiap karya.
Ia menutup pernyataannya dengan harapan agar generasi muda Indonesia tetap mengembangkan kemampuan pribadi dan tidak menyerahkan sepenuhnya kreativitas kepada teknologi.
“Yang tidak boleh adalah kita hidup mengandalkan AI, menggantungkan cita-cita kepada AI, karena human touch itu penting,” pungkas Pasha.
Berita ini menekankan pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kreativitas manusia, khususnya dalam dunia musik, di mana pengalaman dan emosi pribadi tetap menjadi inti dari setiap karya.
Aan.