Purbaya Tegaskan Utang Kereta Cepat Jakarta–Bandung Bukan Tanggung Jawab APBN


majalahsuaraforum.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan digunakan untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Pernyataan ini disampaikan Purbaya saat menghadiri Investor Daily Summit 2025 di JICC Senayan, Kamis (9/10/2025).

Menurut Purbaya, kewajiban pelunasan utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), selaku holding yang menaungi proyek tersebut.

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung resmi beroperasi pada Oktober 2023 dengan kepemilikan 60% konsorsium Indonesia dan 40% pihak China. Biaya pembangunan awal diperkirakan US$ 5,5 miliar atau setara Rp 89,6 triliun, namun membengkak menjadi US$ 7,27 miliar atau Rp 118,4 triliun akibat cost overrun.

Dari tambahan biaya US$ 1,2 miliar, sekitar 75% ditutup dengan pinjaman baru dari China Development Bank, sementara 25% ditutupi melalui penambahan ekuitas KCIC. Beban bunga pinjaman diperkirakan mencapai Rp 2 triliun per tahun.

Meski demikian, konsorsium pemegang 60% saham KCIC, yaitu PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), mencatat kerugian hingga Rp 4,2 triliun, yang berlanjut pada semester I 2025 sebesar Rp 1,63 triliun.

Selama 2024, Whoosh hanya mampu menjual sekitar 6 juta tiket dengan harga rata-rata Rp 250.000, menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 1,5 triliun, yang belum cukup menutupi beban bunga pinjaman.

Untuk mengatasi masalah ini, BPI Danantara tengah menyiapkan dua skema penyelamatan utang KCIC:

1. Pengambilalihan aset infrastruktur oleh pemerintah.

2. Penyuntikan modal tambahan melalui PT Kereta Api Indonesia.

Langkah ini diambil untuk menstabilkan keuangan proyek Whoosh dan memastikan kelangsungan operasional tanpa membebani APBN.

Lan.

Berita Terkait

Top