Airlangga Dorong ASEAN Jadi Pemimpin Ekonomi Digital Dunia Lewat DEFA


majalahsuaraforum.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan komitmen Indonesia untuk mempercepat penyelesaian ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Hal ini disampaikan dalam perundingan DEFA ke-14 yang berlangsung di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Airlangga menjelaskan bahwa proses pembahasan DEFA kini telah memasuki tahap akhir setelah digagas pertama kali dalam KTT ASEAN ke-43 pada September 2023. Ia menilai, kesepakatan ini akan menjadi tonggak penting dalam menjadikan ASEAN sebagai kekuatan utama dalam ekonomi digital global.

“Dengan jumlah penduduk mencapai 680 juta jiwa, ASEAN menjadi pasar digital paling dinamis di dunia. Nilai ekonomi digital ASEAN pada 2024 mencapai US$ 263 miliar dan diproyeksikan tumbuh menjadi US$ 1 triliun pada 2030. Namun, dengan implementasi DEFA, nilainya bisa menembus US$ 2 triliun atau dua kali lipat,” ujar Airlangga dalam konferensi pers.

Menurut Airlangga, Indonesia saat ini menjadi negara dengan kontribusi ekonomi digital terbesar di kawasan, yakni US$ 90 miliar pada tahun 2024. Ia memprediksi angka tersebut akan meningkat hingga US$ 360 miliar pada 2030, dengan sektor e-commerce berperan besar, mencapai sekitar US$ 150 miliar.

Lebih lanjut, Airlangga memaparkan bahwa DEFA merupakan kerangka kerja sama ekonomi digital regional yang bertujuan mempercepat transformasi digital ASEAN, memperkuat integrasi ekonomi, serta menciptakan pertumbuhan yang inklusif. Ia menargetkan, implementasi DEFA dapat dimulai pada tahun 2026.

Dalam forum tersebut, lima isu utama menjadi fokus pembahasan, yaitu:

1. Layanan keuangan digital,

2. Pengaturan bea masuk untuk transmisi elektronik sesuai regulasi WTO,

3. Penerapan prinsip nondiskriminatif bagi produk digital,

4. Peningkatan infrastruktur kabel bawah laut, dan

5. Peningkatan fleksibilitas sistem pembayaran elektronik.

“Dalam pertemuan menteri ekonomi ASEAN sebelumnya, disepakati bahwa forum di Jakarta ini akan mendorong penyelesaian sekitar 70% dari target DEFA sebelum 2026,” jelas Airlangga.

Selain membahas kemajuan negosiasi, Airlangga juga menyinggung keterlibatan Timor Leste dalam kerangka DEFA. Negara tersebut, kata dia, akan diberi waktu untuk menyesuaikan regulasinya sebelum resmi bergabung penuh dengan ASEAN.

“Mereka akan diberi waktu untuk menyesuaikan regulasinya karena belum menjadi anggota penuh ASEAN,” tutup Airlangga.

Dengan langkah strategis ini, pemerintah Indonesia berharap DEFA dapat menjadi motor penggerak bagi ASEAN dalam menghadapi persaingan global di era ekonomi digital, sekaligus menjadikan kawasan ini sebagai pusat inovasi dan investasi teknologi dunia.

Lan.

Berita Terkait

Top