Trump Prediksi Gencatan Senjata di Gaza Bisa Terjadi dalam Waktu Dekat

majalahsuaraforum.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan optimisme bahwa dalam waktu dekat—kemungkinan pada pekan depan—akan tercapai gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas. Pernyataan ini disampaikan saat konferensi pers di Ruang Oval, setelah Trump mengaku baru saja berdiskusi dengan beberapa pihak yang terlibat dalam proses negosiasi.
Trump menegaskan bahwa situasi di Gaza saat ini sangat memprihatinkan dan Amerika Serikat telah menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa dana dan makanan dalam jumlah besar . Ia juga mendorong negara-negara lain untuk ikut memberikan bantuan serupa, mengomentari antrian panjang warga Gaza yang berjuang mendapatkan makanan.
Meski tak menyebutkan nama konkret pihak yang diajak bicara, Trump meyakini bahwa kesepakatan itu sudah berada dalam tahap akhir negosiasi ([metrotvnews.com][1]). Ia menambahkan bahwa Qatar dan Mesir juga tengah aktif memfasilitasi dialog antara Israel dan Hamas guna meraih gencatan senjata.
Kesepakatan tersebut dikaitkan dengan kemungkinan pertukaran tahanan, di mana sandera Israel di Gaza bisa dibebaskan, dan imbalannya beberapa tahanan Palestina di penjara Israel dibebaskan.
Situasi konflik ini bermula dari serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Sejak itu, menimbulkan korban yang sangat banyak, dengan ribuan nyawa melayang dan jutaan warga Gaza menghadapi krisis kemanusiaan.
Trump juga mengaitkan harapannya dengan peran Amerika Serikat dan Israel dalam pengeboman situs nuklir Iran yang baru-baru ini berakhir dengan gencatan senjata dalam konflik Israel–Iran. Ia menyebut bahwa momentum ini dapat menjadi kesempatan bagi penyelesaian konflik yang lebih luas di Gaza.
Meskipun Trump menilai gencatan senjata sudah dekat, masih belum terlihat tanda-tanda pasti bahwa Israel maupun Hamas bersedia memberikan konsesi signifikan. Namun, rencana ini tetap dipantau oleh berbagai pemimpin dunia dan diplomat, termasuk Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer yang dijadwalkan melakukan kunjungan ke Washington untuk membahas situasi Gaza, Iran, dan kemungkinan kunjungan Perdana Menteri Netanyahu.
Pen. Nal.